Hakikat Ikhlas

Hakikat Niat

Fudhail bin ‘Iyadh berkata;
“Meninggalkan suatu amalan karena orang lain adalah riya’. Beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun Ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”.(Al-I’lam bi Taudhihi Nawaqidhil Islam, hal. 17)


 Ya’qub berkata;
“Orang yang Ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukan-keburukannya”. (Ihya Ulumuddin, IV: 378)

 Ayyub berkata;
“Meingikhlaskan niat bagi orang-orang yang beramal itu jauh lebih sulit dari pada melakukan seluruh aktivitas”. (Tazkiyatun Nafs, hal. 16)

 Sahl berkata;
“Ikhlas adalah diam dan gerakannya seorang hamba hanya ditujukan untuk Allah semata”. (Al-Jami’ fi Thalabil Ilmisy Syarif, III: 36)[1]

 Rabi’ bin Khutsaim
“Segala yang tidak diniatkan memperoleh kenikmatan melihat wajah Allah, ia akan berantakan.”

Abu Sulaiman Addarani
“Jika seorang hamba ikhlas, maka ia tidak terusik oleh segala  bisikan dan riya”.

Nu’aim bin Humaid
“Pukulan cemeti lebih ringan bagi kami dari pada niat yang baik”.[2]




[1] Kamus Nasehat Para Ulama, Muhammad Al-Fatih
[2] Motivasi Islam, Abu Izza

0 Response to "Hakikat Ikhlas"

Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel