Biografi Sufyan ats-Tsauri (Sang Amirul Mukminin Dalam Hadits)
Nama dan Nasab Beliau
Beliau lahir pada tahun 77 H, di kota Kufah pada masa Khalifah Sulaiman bin
Abdul Malik. Ayah beliau seorang ahli hadits ternama, yaitu Sa'id bin Masruq
ats-Tsauri. Beliau adalah teman akbrab asy-Sya'bi dan Khaitsamah bin
Abdirrahman. Keduanya termasuk para perawi Kufah yang dipercaya zaman itu.
Beliau adalah Abu Abdillah Sufyan bin Sa'id bin Masruq ats-Tsauri. Seorang
tabi'in mulia. Beliau termasuk kibar tabi'in (pembesar tabi'in) yang
memiliki banyak kemuliaan. Beliau masyhur dengan ilmu dan fiqih (pemahaman).
Bahkan beliau adalah Amirul Mukminin fil Hadits.
Sufyan ats-Tsauri
bagaikan lautan yang tidak diketahui kedalamannya, bagaikan air bah yang
mengalir yang tidak mungkin terbendung.
Pujian Ulama Terhdap
Beliau
Al-Hafizh adz-Dzahabi
menyifati beliau, "Sufyan adalah pimpinan orang-orang zuhud, banyak
melakukan ibadah dan takut kepada Allah. Ats-Tsauri juga pimpinan orang-orang
yang mempunyai hafalan yang kuat, dia banyak mengetahui tentang hadits dan
mempunyai pengetahuan tentang ilmu fiqih yang mendalam. Ats-Tsauri juga seorang
yang tidak gentar menghadapi cercaan dalam membela agama Allah. Beliau adalah
imam dalam agama ini. Dan semoga Allah mengampuni semua kesalahannya yang
dilakukan karena berdasarkan ijtihad beliau.
Imam Waki' berkata,
"Sufyan adalah bagaikan lautan."
Sementara itu,
al-Auza'i mengatakan, "Tidak ada orang yang bisa membuat umat merasa ridha
dalam kebenaran kecuali Sufyan."
Ibnul Mubarak mengatakan,
"Aku tidak mengetahui di muka bumi ini seorang yang lebih alim dari
Sufyan.”
Sufyan bin Uyainah
berkata, "Aku tidak melihat ada orang yang lebih utama dari Sufyan, sedang
ia sendiri tidak merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling utama.”
Dari Yahya bin Sa'id,
bahwa orang-orang bertanya kepadanya tentang Sufyan ats-Tsauri dan Syu'bah,
siapakah di antara keduanya yang paling disenangi? Yahya bin Sa'id menjawab,
"Masalahnya bukan karena mana yang disenangi, sedangkan jika karena rasa senang
maka Syu'bah lebih aku senangi dari Sufyan, karena keunggulannya. Sufyan
bersandarkan kepada tulisan sedang Syu'bah tidak bersandar kepada tulisan.
Namun, Sufyan lebih kuat ingatannya dari Syu'bah, aku pernah melihat keduanya
berselisih, maka pendapat Sufyan ats-Tsauri yang digunakan.”
Dari Yahya bin Ma'in,
dia berkata, "Tidak ada orang yang berselisih tentang sesuatu dengan
Sufyan, kecuali pendapat Sufyan-lah yang lebih kuat.”
Ahmad bin Abdullah
al-Ajli berkata, "Sebaik-baik sanad yang berasal dari Kufah adalah dari
Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah."
Beliau juga mengatakan,
"Ulama-ulama besar, seperti Syu'bah, Sufyan bin Uyainah, Abu Ashim
an-Nabil, Yahya bin Ma'in, dan lain-lain, mereka mengatakan bahwa, 'Sufyan
adalah Amirul Mukminin dalam hadits."
Berkata Muhammad bin
Abdillah bin Ammar, "Aku mendengar Yahya Sa'id mengatakan, 'Sufyan lebih
mengetahui tentang haditsnya al-A'masy ketimbang al-A'masy sendiri.
Ibadah Beliau
Berkata Ali bin
Fudhail, "Aku melihat Sufyan ats-Tsauri sujud di sekitar Baitullah, sedang
aku telah selesai melakukan thawaf sebanyak tujuh kali sebelum beliau
mengangkat kepalanya.”
Berkata Ibnu Wahb,
"Aku pernah melihat ats-Tsauri shalat di dalam Masjidil Haram setelah
maghrib, lalu beliau sujud dan beliau tidak mengangkat kepalanya hingga
terdengar panggilan adzan untuk shalat Isya'.”
Ada seseorang datang
kepada Sufyan lalu berkata, "Berikanlah wasiat kepadaku." Maka Sufyan
menjawab, "Beramallah untuk duniamu sesuai lama tinggalmu di dunia, dan
beramallah untuk akhiratmu sesuai lama tinggalmu hidup di alam akhirat.”
Muzahim bin Zurf
bercerita, "Suatu ketika, Sufyan tengah melakukan shalat Maghrib. Tatkala
beliau sampai pada ayat Allah عزّوجلّ:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang
kami ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS
al-Fatihah [1]: 5)
Lalu beliau menangis, hingga terputus bacaannya, lalu beliau mengulang dari
awal surat.”
Berkata Abdurrahman bin
Rustah, "Aku mendengar Ibnu Mahdi mengatakan: Suatu ketika, Sufyan tidur
di dekatku, lalu beliau menangis, lalu dikatakan, 'Apa yang membuatmu
menangis?' Beliau menjawab, 'Aku teringat dosa-dosaku, aku khawatir dicabut
keimanan dari diriku sebelum kematianku.”
Berkata Yahya
al-Qathan, aku tidak melihat seorangpun yang lebih mulia dari Sufyan,
seandainya bukan karena hadits, niscaya dia akan sholat dari waktu dhuhur
hingga ashar, antara maghrib dan isya', bila ia mendengar ada majlis pembacaan
hadits beliau memutus sholat dan mendatangi majlis.
Keteguhan Beliau Dalam
Mengikuti Sunnah
Dari Syu'aib bin Harb,
dia berkata: Aku berkata kepada Sufyan, "Terangkan kepada saya sebagian
dari sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم yang dengan
itu Allah akan menjadikannya bermanfaat kepada saya, dan jika kelak saya berada
di sisi-Nya lalu menanyai saya, maka saya akan katakan, 'Wahai Tuhanku,
Sufyan-lah yang telah menerangkan hal ini kepadaku, maka menjadi selamatlah
diriku.'
Maka Sufyan berkata,
"Tulislah: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Al-Qur'an adalah Kalamullah bukan makhluk (ciptaan-Nya).
Dari-Nya segala sesuatu ada dan hanya kepada-Nya semua akan kembali, dan
barangsiapa tidak mengakuinya maka dia telah menjadi kafir. Iman adalah
perwujudan dari ucapan, perbuatan, dan niat. Kadar keimanan bisa bertambah dan bisa
berkurang."
Kemudian Sufyan juga
mengatakan: "jihad hukumnya wajib, mulai zaman dahulu hingga hari Kiamat.
Bersabarlah di bawah pemerintahan seorang penguasa, baik penguasa yang adil
maupun penguasa yang lalim."
Aku bertanya,
"Wahai Abu Abdillah, haruskah saya berjama'ah dalam setiap shalat (di
belakang penguasa yang dhalim)?" Dia menjawab, "Tidak, namun hanya
shalat Jum'at, shalat Idul Fitri dan shalat Idul Adha. Berjama'ahlah di
belakang imam yang kamu dapatkan dalam shalat-shalat tersebut, sedangkan untuk
shalat-shalat yang lain hendaknya kamu memilih imam. Janganlah kamu shalat
berjama'ah kecuali bersama imam yang telah kamu percaya, yaitu imam yang
memegang teguh sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم.
Jika kamu berada di hadapan Allah dan ditanya tentang hal-hal yang telah aku
pesankan kepadamu tersebut, maka katakan, 'Wahai Tuhanku, Sufyan bin Sa'id yang
telah memberikan keterangan seperti ini', lalu biarkan masalahmu menjadi
tanggungan antara aku dan Tuhanku."
Adz-Dzahabi memberikan
komentar tentang keterangan di atas, dia berkata, "Keterangan ini
benar-benar dari Sufyan.
Butiran Mutiara Nasehat
dan Wasiat Beliau
Dari Abdullah bin Saqi,
dia berkata, "Sufyan ats-Tsauri pernah berkata, 'Melihat kepada wajah
orang yang berbuat zalim adalah suatu kesalahan.'"1
Dari Yahya bin Yaman,
dia berkata, "Sufyan menceritakan kepada kami bahwa Isa bin Maryam عليه السلام telah berkata, 'Bertaqarrublah kalian
kepada Allah dengan membenci orang-orang yang berbuat maksiat dan carilah
keridhaan-Nya dengan menjauhi mereka.' Lalu manusia bertanya, 'Kalau begitu,
dengan siapa kami harus bergaul, wahai Sufyan?' Sufyan menjawab, 'Dengan
orang-orang yang akan selalu mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah,
dengan orang-orang yang membuat kamu gemar beramal untuk akhirat, dan dengan
orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Dari Abdullah bin
Bisyr, dia berkata, "Aku mendengar Sufyan berkata, 'Sesungguhnya hadits
itu mulia. Barangsiapa menginginkan dunia dengan hadits maka dia akan
mendapatkannya, dan barangsiapa menginginkan akhirat dengan hadits maka dia
juga akan mendapatkannya.”
Dari Hafsh bin Amr, dia
berkata, "Sufyan menulis sepucuk surat kepada Abbad bin Abbad, dia
berkata:
'Amma ba'du,
sesungguhnya engkau telah hidup pada suatu zaman, di mana para sahabat mereka
berlindung diri agar tidak menjumpai zaman tersebut, padahal mereka memiliki
ilmu yang tidak kita miliki, mereka mempunyai keberanian yang tidak kita
miliki. Lalu, bagaimana dengan kita yang telah menjumpai zaman itu, padahal
kita hanya mempunyai sedikit ilmu, mempunyai sedikit kesabaran, mempunyai
sedikit perasaan tolong-menolong dalam kebaikan, dan manusia telah hancur serta
dunia telah kotor?
Maka, hendaknya kamu
mengambil suri teladan pada generasi pertama, yaitu generasi para sahabat. Dan
hendaknya kamu jangan menjadi generasi yang bodoh, karena sekarang telah tiba
zaman kebodohan.
Juga, hendaknya kamu
menyendiri dan sedikit bergaul dengan orang-orang. Di kala dahulu (zaman para
sahabat) Jika seseorang bertemu dengan orang lain maka mereka akan saling
memberi manfaat, namun keadaan seperti itu saat ini telah hilang, karenanya
akan lebih baik jika kamu menjauhi mereka...'
Beliau melanjutkan:
'... dan waspadalah
kalian dari fitnahnya seorang ahli ibadah yang buta ilmu, dan fitnah seorang alim
yang tidak mempunyai akhlak terpuji. Sesungguhnya fitnah yang ditimbulkan dari
mereka berdua adalah sebesar-besar fitnah, tidak ada suatu perkara kecuali
mereka berdua akan membuat fitnah dan mengambil kesempatan, janganlah kamu
berdebat dengan mereka.'
Beliau juga mengatakan:
'Hendaknya kamu juga
jangan mencintai kekuasaan. Barangsiapa mencintai kekuasaan melebihi cintanya
dengan emas dan perak, maka dia akan menjadi orang yang rendah. Tidak memahami
hal itu melainkan para ulama yang diberi petunjuk kebenaran, dan jika kamu
senang dengan kekuasaan maka akan hilang jati dirimu. Berbuatlah sesuai dengan
niatmu, ketahuilah sesungguhnya terkadang seseorang ditimpa sesuatu dan dia
lebih berharap untuk mendapatkan kematiannya. Wassalam.”
Wafat Beliau
Adz-Dzahabi berkata,
"Menurut pendapat yang benar, Sufyan meninggal pada bulan Sya'ban tahun
161 H." Al-Waqidi juga mengatakan demikian, sedangkan Khalifah
meragukannya dan dia berkata bahwa meninggalnya Sufyan adalah pada tahun 162 H.
Sebelum Sufyan meninggal
dunia ia sempat berwasiat kepada Abdurrahman bin Abdul Malik agar ia kelak
menshalatinya. Dan ketika beliau meninggal, Abdurrahman pun memenuhi wasiatnya
tersebut dengan menshalatinya bersama penduduk Bashrah. Abdurrahman bin Abdul
Malik adalah seorang laki-laki yang shalih yang dahulu Sufyan sendiri merasa
ridha kepada beliau. Beliaulah yang memasukkan jenazah Sufyan ke liang kubur
dengan dibantu oleh Khalid bin al-Harits hingga kemudian Sufyan dikebumikan
dibantu oleh para penduduk Bashrah.
Kemudian setelah acara
pemakaman selesai, Abdurrahman bin Abdul Malik dan al Hasan bin Iyas bergegas
ke Kufah dan memberitahu keluarga Sufyan perihal meninggalnya Sufyan.
Demikian, semoga Allah
memberikan rahmat-Nya yang luas kepada Sufyan ats-Tsauri dan memasukkan beliau
dan kita semua, ke dalam surga-Nya yang tinggi, yang buah-buahnya di tempat
yang rendah hingga mudah dipetik oleh orang yang di dekatnya. Amin. Wallahul
Muwaffiq.
Selesai di tulis pada
malam hari Sabtu, tanggal 4 Muharram 1437 H.
Penulis; Hermansyah
Suhaimi El-Kampary
Penulisan ini di ambil dari ebook Biografi Salafush Shalih, Mu’allif Ustadz
Abu Faiz
Sholahuddin bin Mudasim حفظه
الله
__________________________
Penulis; Hermansyah Suhaimi El-Kampary.
Selesai di tulis Pada Subuh Hari Kamis, 07/Safar /1437 H. Di
Panam-Pekanbaru-Riau.
Ikuti Update Status kami: Facebook Hermansyah Suhaimi El-Kampary,
Fans Page Salafiansyah. Com, Twitter @salafiansyah, InstaGram
Salafiansyahdotcom, telegram channel contac @salafiansyah dan @alQawarir.

0 Response to "Biografi Sufyan ats-Tsauri (Sang Amirul Mukminin Dalam Hadits)"
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif