Bukan Laki-Laki Pengecut
Bukan
Laki-Laki Pengecut
Di sini, kita tidak berbicara tentang cara lelaki pengecut mencari
cinta, cinta illegal yang tidak mendapat restu seluruh alam. Mencari selongsong
cinta yang karat. Kemudian ia poles dan sepuh dengan emas.ia berjubah kelinci
nan imut namun berhatikan serigala, mengintip dibalik topeng. Bibirnya
bercabang bagai ular, yang bisa berkelit bahkan berlipat untuk mengeluarkan
rayuan gombal. Ia keluarkan buah termanis
bibirnya yang bisa membawa wanita tergeletak lemah tak berdaya di surag
impian, melesat tinggi kelangit khayalan. Tapi hakikatnya, lelaki itu nantinya
akan menghempas wanita dari ujung langit tertinggi menuju gelapnya tanah
terbawah.
Seandainya si wanita sudah tak bernyawa, jasadnya sekadar dibuang
ke lubang bersama bangkai binatang. Jangankan doa perpisahan, kuburnya pun
dicampakkan begitu saja. Buat apa lagi, sudah tak berguna sama sekali. Dia
bukan seperti lebah yang mendekati bunga, sehingga bermekaran dan menghasilkan
buah. Tetapi dia itu lelaki yang seperti tawon beracun, menyerap seluruh sari
pati bunga. Layulah bunga dengan kelopak mahkota tertunduk. Kemudian tawon
beracun, dengan lambung terisi penuh, tanpa beban meninggalkannya.
Semacam ini adalah lelaki munafik, karena “munafik” secara bahasa
adalah ‘menampakkan sesuatu yang berbeda dengan kenyataannya’. Walaupun mungkin
termasuk munafik shugra/kecil, tetapi bisa menjadi munafik Kubra/besar.
Perlu diketahui – dalam ilmu tauhid – ancaman bagi munafik kubra lebih
besar dibangdingkan kekafiran. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي
الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di
tingkatan neraka yang paling bawah. Kamu sekali-kali tidak akan mendapat
seorang penolong pun bagi mereka”. (QS. An-Nisa: 145)
Kita tidak perlu membahas perihal lelaki pengecut yang hanya berani
menyusup lewat pintu belakang. Jika pintu terkunci rapat, ia naik ke loteng
rumah dan membobolnya. Jika memang ia seorang pejantan, seharusnya ia mengetuk
sopan pintu depan rumah. Berhadapan langsung dengan bapak si wanita, sebagai
sesame lelaki. Menaklukkan hati ibu si wanita, dengan akhlak dan agamanya.
__Selesai__
Di Kutip dari Terlanjur Cinta, Raehanul Bahraen, hal. 34-35
Penyusun: Hermansyah Bin Suhaimi el-Kampary |
@hbs.elkampary
•┈┈┈┈•✿❁⚜❁✿•┈┈┈┈•
*Salafiansyah.Com *
Menebar Indahnya Cahaya Sunnah
══════ ❁✿❁ ══════
Menebar Indahnya Cahaya Sunnah
══════ ❁✿❁ ══════
Yuk!! JOIN and
FOLLOW:
Web | www.salafiansyah.com
Telegram : bit.ly/salafiansyahcom
WhatsApp: bit.ly/2x4MPGa
Instagram : Instagram.com/hbs.elkampary
Twitter : twitter.com/hbs_elkampary
Facebook : facebook.com/salafiansyah.com
Web | www.salafiansyah.com
Telegram : bit.ly/salafiansyahcom
WhatsApp: bit.ly/2x4MPGa
Instagram : Instagram.com/hbs.elkampary
Twitter : twitter.com/hbs_elkampary
Facebook : facebook.com/salafiansyah.com

0 Response to "Bukan Laki-Laki Pengecut"
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif