Kisah Semangat Ulama Salaf Dalam Menuntut Ilmu #2
Berbicara semangat ulama dalam thalibul
ilmi memang membuat pembaca dan pendengar terkagum-terkagum. Kisah-kisah
mereka para ulama terdahulu dalam menuntut ilmu sangat luar biasa, kisah-kisah
mereka telah ditulis dan dinukil oleh para ulama dahulu hingga sekarang dalam
kitab-kitab mereka.
Tujuan mereka agar umat Islam termotivasi
dalam menuntut ilmu dan tidak meremehkan menuntut ilmu syar’i. Berikut kami
sebutkan kisah-kisah mereka para ulama dalam thalibul ilmi, semoga setelah
membaca kisah-kisah ini mampu membakar semangat kita dan memotivasi kita agar
semangat dalam menuntut ilmu agama yang merupakan kewajiban kita...,
Semangat Menulis Yang Menakjubkan
As-Sam'ani menceritakan bahwa Imam al-Baihaqi
pernah tertimpa penyakit di tangannya, sehingga jari-jemarinya dipotong semua,
hanya tinggal pergelangan tangan saja. Sekalipun demikian, beliau tidak
berhenti dari menulis, beliau mengambil pena dengan pergelangan tangannya dan
meletakkan kertas di tanah seraya memeganginya dengan kakinya, lalu menulis
dengan tulisan yang indah dan jelas.
Demikianlah hari-harinya, sehingga setiap hari dia dapat menulis
dengan tangannya kurang lebih sepuluh lembar. "Sungguh, ini adalah
pemandangan sangat menakjubkan yang pernah saya lihat darinya," kata
as-Sam'ani. (at-Tahbir fil Mu'jam
Kabir 1/223)
Termasuk semangat yang menakjubkan pula adalah semangat Imam Ibnu
Aqil yang telah menulis sebuah karya terbesar di dunia yaitu al-Funun. Tahukah
Anda berapa jilid kitab tersebut? Sebagian mengatakan sebanyak 800 jilid dan
ada yang mengatakan 400 jilid.
Imam adz-Dzahabi berkata: "Belum pernah ada di dunia ini
kitab yang lebih besar darinya. Seseorang pernah menceritakan kepadaku bahwa dia
pernah mendapati juz yang empat ratus lebih dari kitab tersebut." (Tarikh Islam
4/29)
Sekalipun demikian besarnya kitab ini, tetapi
sayangnya kitab ini termasuk perbendaharan umat Islam yang hilang, belum
diketahui sampai sekarang kecuali hanya satu jilid saja yang ditemukan di
perpustakaan Paris dan dicetak dalam dua jilid pada tahun 1970-1971. (Muqoddimah Kamil Muhammad Khorroth terhadap Zahrul Ghushun min Kitabil Funun
hlm. 6)
Puluhan Ribu Yang Hadir Dalam Majelis Mereka
Sejarah
ulama dahulu sangat harum dengan semangat menuntut ilmu. Banyak di antara
mereka berdesak-desakan membanjiri majelis ilmu. Berikut ini beberapa buktinya:
·
Diperkirakan
bahwa jumlah orang yang hadir di majelis ilmu Ashim bin Ali sebanyak seratus
enam puluh ribu orang. (Tarikh Baghdad 12/248)
·
Diperkirakan
bahwa jumlah orang yang hadir di majelis ilmu Sulaiman bin Harb sebanyak empat
puluh ribu orang. (al-Jarh wa Ta'dil 4/108)
·
Diperkirakan
bahwa jumlah orang yang hadir di majelis ilmu Imam Bukhori sebanyak dua puluh
ribu orang lebih. (al-Jami' li Akhlaq Rowi 2/53)
·
Diperkirakan
bahwa jumlah orang yvang hadir di majelis ilmu Abu Muslim al-Kajji sebanyak
empat puluh ribu orang lebih. (Tarikh Baghdad 6/1211)
Dan
masih banyak lagi data lainnya. (Dinukil dari Qoshoshun wa Nawadir li
Aimmatil Hadits hlm. 70-72 oleh Dr. Ali bin Abdillah ash-Shoyyah)
Subhanalloh,
pemandangan yang menakjubkan. Adapun pada zaman sekarang, kebanyakan manusia
malah membanjiri tempat-tempat maksiat. Hanya kepada Alloh kita mengadukan
semua ini!!!
Rela Dipukul Asalkan Mendapat Hadits
Dalam
biografi Hisyam bin Ammar disebutkan bahwa dia pernah masuk kepada Imam Malik
tanpa izin seraya mengatakan: "Ceritakanlah kepaku hadits." Imam
Malik mengatakan: "Bacalah." Hisyam berkata: "Tidak, yang saya
inginkan adalah engkau menceritakan kepadaku hadits."
Tatkala Hisvam
sering mengulang-ngulang hal itu, maka Imam Malik mengatakan: "Wahai
pelayan, pukullah dia sebanyak lima belas kali." Pelayan pun memukul
Hisyam lima belas kali lalu membawanya kepada Imam Malik. Hisyam berkata kepada
Imam Malik: "Kenapa engkau menzholimiku? Engkau telah memukulku tanpa dosa
yang kuperbuat. Aku tidak menghalalkanmu."
Imam Malik berkata:
"Terus, apa tebusannya?" Hisyam menjawab: "Tebusannya adalah
engkau menceritakan kepadaku lima belas hadits." Maka beliau pun
menceritakan lima belas hadits kepada Hisyam. Hisyam berkata lagi kepada Imam
Malik: "Tolong tambahi lagi pukulannya sehingga Anda menambahi lagi hadits
untukku." Mendengar itu, Imam Malik tertawa seraya mengatakan: "Pergilah
kamu." (Siyar Alam Nubala 3/4093 oleh adz-Dzahabi, cetakan Baitul
Afkar)
Mirip
dengan hal ini adalah kisah rihlah (perjalanan jauh untuk menuntut ilmu) yang
dilakukan oleh Yahya bin Ma'in dan Ahmad bin Hanbal. Dikisahkan, ketika mereka
hendak pulang, mereka singgah di Imam Abu Nu'aim Fadhl bin Dukain karena Yahya
bin Ma'in ingin mengetes hafalannya. Setelah Imam Abu Nu'aim tahu bahwa dirinya
sedang dites, maka dia menendang Yahya bin Ma'in.
Akhirnya, Imam Ahmad berkata
kepada Yahya: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu jangan mengetesnya karena
dia adalah seorang yang kuat hafalannya." Yahya berkata: "Demi Alloh,
sungguh tendangannya lebih aku sukai daripada semua perjalananku ini." (ar-Rihlah
fi Tholabil Hadits hlm. 207 oleh al-Khothib al-Baghdadi)
Tetap Belajar
Sekalipun Di Depan Singa
Abul Hasan Bunan bin Muhammad bin Hamdan adalah salah
seorang ulama yang dikenal banyak memiliki karomah.
Suatu saat karena dia berani mengingkari Ibnu Thulun,
maka dia dihukum dan dicampakkan di depan singa. Sang singa pun menciuminya tetapi anehnya dia tidak menerkam Abul
Hasan. Akhirnya, dia pun dibebaskan. Orang-orang merasa heran dengan kejadian
tersebut. Seorang pernah bertanya kepada beliau: "Bagaimana perasaan Anda
tatkala berada di depan singa?"
Beliau menjawab: "Saya tidak cemas
sama sekali, bahkan saat itu saya sedang memikirkan tentang air liur binatang
buas serta perbedaan pendapat di kalangan ulama ahli fiqih, apakah suci ataukah
najis!!!" (al-Bidayah
wa Nihayah
12/158 oleh Ibnu Katsir).
Berdesakan
Hingga Mengakibatkan Kematian
Ishaq bin Abi Israil mengatakan: "Para penuntut ilmu
hadits berdesakan pada Husyaim sehingga membuatnya terjatuh dari keledainya,
dan itulah faktor penyebab kematiannya." (Manaqib Imam
Syafi'i hlm. 167-168 oleh al-Aburri dan al-'Uzlah hlm. 89 oleh
al-Khothobi)
Mirip dengan ini adalah kisah tentang sebab kematian
seorang ahli nahwu tersohor yaitu Tsa'lab. Dikisahkan bahwa dia pernah keluar dari masjid usai sholat Ashar
pada hari Jum'at. Beliau memang sedikit tuli. Di tengah-tengah asyik membaca
kitab sambil berjalan, tiba-tiba ada kuda yang menabraknya sehingga dia
tersungkur di sebuah lubang.
Akhirnya dia
ditolong dan dikeluarkan dalam keadaan berlumpur kemudian diantarkan ke rumah.
Setelah itu dia merasakan sakit di bagian kepalanya dan keesokan harinya
meninggal dunia. (Wafayatul
A'yan 1/104 oleh Ibnu Khollikan)
__________________
Referensi:
10
Faedah Semangat Ulama Dalam Menuntut Ilmu, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar
As-Sidawi. eBook versi Chm dari Ibnu Majjah.com
Artikel:
Salafiansyah.com
📶 Yuk!!
JOIN and FOLLOW:
🌍 Web
| www.salafiansyah.com
🌐 Telegram
: t.me/salafiansyahcom
📱 Instagram
: Instagram.com/hbs.elkampary
📱 WhatsApp:
081268563282
📺 Twitter
: twitter.com/hbs_elkampary
💻 Facebook
: facebook.com/salafiansyah.com

0 Response to "Kisah Semangat Ulama Salaf Dalam Menuntut Ilmu #2"
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif