MEMBONGKAR RAHASIA KEJELEKAN HARI VALENTINE #Part 2
MEMBONGKAR RAHASIA KEJELEKAN HARI VALENTINE #Part 2
Islam Tak Mengenal Valentine’s Day
Saudara dan Saudariku nan yang tercinta....
Al-hamdulillah sebelumnya kita telah membahas awal mula sejarahnya
valentine’s Day. Akhirnya kita menemukan suatu kesepakatan bahwa sanya hari
velentine bukanlah budaya atau hari raya Islam, Valentine merupakan perayaan
orang nasrani, selain itu valentine merupakan penghormatan kepada tokoh nasrani
atas kematiannya.
Yang belum baca, silahkan mampir ke sini; http://salafiansyah.blogspot.co.id/2016/02/membongkar-rahasia-kejelekan-hari.html
HAL-HAL YANG
HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam
masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata
agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam)
sebagai pandangan hidup.
Berikut ini
beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.
1.
PRINSIP /
DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang
berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah
mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara
keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.\
2.
SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas
bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia
yang diteruskan oleh pihak gereja.
Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah
Ta’la dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka.
Katakanlah
:
“Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3.
TUJUAN
Tujuan
mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik.
Tetapi bukan
seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun.
Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam.
Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam.
Islam
diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan
menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang.
Bahkan Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak
beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya
seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4.
OPERASIONAL
Pada umumnya
acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah
firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan
syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al
Isra : 27)
Surah
Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi :
“…walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan
tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya
Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas
! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang
nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita.
Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan.
Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan.
Kerana kalau
dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia. Sudah berapa jauhkah
kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ?
Sudah
semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok
lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan
bentuk kasih sayang agama lain.
Bukankah
Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan
bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di
dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan
'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Lihatlah
kebangkitan Islam!!!
Lihatlah
kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media
massa, televisyen dan sebagainya.
Karena
sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi.
Hati mereka
kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
Jika demikian masih layakkah kita ikut-ikut merayakan hari
valentine ini, jika engkau adalah orang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya,
dengan sebenar-benar cinta, niscaya engkau mengatakan “Saya tidak akan
lagi ikut merayakan valentine’s Day”.
Dan untuk mu... yang masih ragu... mari kita bahas lebih mendetail
kerusakan-kerusakan apa saja yang di timbulkan oleh valentine, supaya lebih
menambahkan keyakinan kita. Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang
ada di hari Valentine.
Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita
meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai
ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’).
Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’
Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql,
terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah
Al-Isra : 36)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ،
فَخَالِفُوهُمْ
“Sesungguhnya orang Yahudi dan
Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR.
Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar
menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk
menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)
Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum
supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu
kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul
Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini
jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman
dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).
Telah jelas di muka bahwa hari
Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama
Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala
sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang
yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti
tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga
ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا
بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak
menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)
dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir
mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan
perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena
pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di
antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur”
adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar
Robi’ bin Anas.
Jadi, ayat di atas adalah pujian
untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri
perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan
perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat
Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang
beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya
di Hari Kiamat Nanti
Jika orang mencintai Allah dan
Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
Dari Anas bin Malik, beliau
mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
مَا أَعْدَدْتَ لَهَا
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab,
مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ
وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Aku tidaklah mempersiapkan untuk
menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah.
Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ
– صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا
أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو
أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ
أَعْمَالِهِمْ
“Kami tidaklah pernah merasa gembira
sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau
cintai).”
Anas pun mengatakan,
فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم –
وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ،
وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kalau begitu
aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku
berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun
aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Bandingkan, bagaimana jika yang
dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai
pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda.
Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang
yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih,
dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang
jelas-jelas kafir?
Siapa yang mau dikumpulkan di hari
kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi
Anda, wahai para pengagum Valentine!
Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan
Maksiat
“Valentine”
sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang
Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus,
tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)
Oleh karena
itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine
(Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang
Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan
makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Kami pun
telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan
nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan
selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir
lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama
(baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah
dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah).
Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada
syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan
selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan
berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat
pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah
hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan
semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari
kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan
selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan
selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini
lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci
oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum
minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat
lainnya.”
Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan
Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa
Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian
di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa
sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling
sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek
zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam
semangat hari Valentine itu, ada
semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti
berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual
di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu
adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.
Padahal mendekati zina saja haram, apalagi
melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً
وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam
ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa
jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina,
jelas-jelas lebih terlarang.
Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang
hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku
keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal
sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang
lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar
berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih
senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan
ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh
seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah
mereka memperhatikan firman Allah,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ
كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu
‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada
jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Penutup
Itulah
sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme,
kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan
kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu
yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa
Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh
agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari
Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.
Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma
kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan
mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
Oleh karena
itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari
Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh
membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak,
dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa
dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah
Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang
belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi
tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa
shohbihi wa sallam.
_________________
Penyusun: Hermansyah Bin Suhaimi El-Kampary
Penyusun: Hermansyah Bin Suhaimi El-Kampary
Artikel:
www. Salafiansyah.blogspot.co.id
Sumber;
http://asal-usul-motivasi.blogspot.co.id/2012/02/asal-usul-sejarah-hari-valentine.html

0 Response to "MEMBONGKAR RAHASIA KEJELEKAN HARI VALENTINE #Part 2"
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif