Mengenal Ulama Rabbani
Mengenal Ulama Rabbani
Siapa yang Dinamakan Ulama?
Terdapat beberapa ungkapan ulama dalam mendefenisikan ulama. Ibnu
Juraij Rahimahullah menukilkan
dari ‘Atha’, beliau berkata; “Barangsiapa yang mengenal Allah, maka dia adalah
orang ‘alim[1].”
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah dalam kitabnya ‘Kitabul ilmi’ mengatakan; “Ulama adalah
orang yang ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut kepada Allah.”[2]
Badruddin Al-Kinani rahimahullah mengatakan; “Mereka (para
ulama) adalah orang-orang yang menjelaskan segala apa yang dihalalalkan, dan
mengajak kepada kebaikan serta menafikan segala bentuk kemudharatan.”[3]
Abdus Salam bin Barjas rahimahullah mengatakan; “Orang yang
pantas untuk disebut sebagai orang alim jumlahnya sangat sedikit sekali dan
tidak berlebihan kelau kita mengatakan jarang. Yang demikian itu karena sifat-sifat
orang alim mayoritasnya tidak akan terwujud pada diri orang-orang yang
menisbahkan diri pada ilmu pada masa ini. Bukan dinamakan alim bila sekedar
fasih dalam berbicara atau pandai menulis, orang yang menyebar luaskan
karya-karya atau orang yang men-tahqiq kitab-kitab yang masih dalam tulisan
tangan. Kalau orang alim ditimbang dengan ini, maka cukup (terlalu banyak orang
alim). Akan tetapi penggambaran seperti inilah yang banyak menamcap di benak
orang-orang yang tidak berilmu. Oleh karena itu banyak orang yang tertipu
dengan kefasihan seseorang dan tertipu dengan kepandaian berkarya tulis,
padahal ia bukan ulama. Inilah semua menjadikan orang-orang takjub. Orang alim
hakiki adalah yang mendalami ilmu agama, mengetahui hukum-hukum al-Qur’an dan
as-Sunnah. Mengetahui ilmu ushul fikih seperti nasikh dan mansukh, mutlak,
muqayyad, mujmal , mufassar, dan juga orang-orang yang menggali ucapan-ucapan
salaf terhadap apa yang mereka perselisihkan.”[4]
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ciri khas seorang
ulama membedakan dengan kebanyakan orang yang mengaku berilmu atau yang diakui
sebagai ulama bahkan waliyullah. Dia Berfirman;
Artinya; “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[5].
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Faathir; 28)
Ciri-Ciri Ulama
Diantara ciri-ciri ulama adalah;
1.
Ibnu
Rajab al-Hambali rhimahullah mengatakan; “Mereka adalah orang-orang yang
tidak menginginkan kedudukan, dan membenci segala bentuk pujian serta tidak
menyombongkan diri atas seorang pun.” Al-Hasan mengatakan; “Orang faqih adalah
orang yang zuhud terhadap dunia dan cinta kepada akhirat, bashirah (berilmu)
tentang agamanya dan senantiasa dalam beribadah kepada Rabbnya. “dalam riwayat
lain; “orang yang tidak hasad kepada seorang pun yang berada di atanya dan
tidak menghinakan orang yang ada dibawahnya dan tidak mengambil upah sedikitpun
dalam menyampaikan ilmu Allah.”[6]
2.
Ibnu
Rajab Al-Hambali rahimahullah; “Meraka adalah orang yang tidak
mengaku-ngaku berilmu, tidak bangga dengan ilmunya atas seorang pun, dan tidak
serampangan menghukumi orang yang jahil sebagai orang yang menyelisi
As-Sunnah.”
3.
Ibnu
Rajab rahimahullah mengatakan: “Mereka adalah orang yang berburuk sangka kepada
diri mereka sendiri dan berbaik sangka kepada ulama salaf. Dan mereka mengakui
ulama-ulama pendahulu mereka serta mengakui bahwa mereka tidak akan sampai
mencapai derajat mereka atau mendekatinya.”
4.
Mereka
berpendapat bahwa kebenaran dan hidayah ada dalam mengikuti apa-apa yang
diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
5.
Mereka
adalah orang yang paling memahami segala bentuk permisalan yang dibuat Allah
Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al Qur’an, bahkan apa yang dimaukan oleh Allah dan
Rasul-Nya.
6.
Mereka
adalah orang-orang yang memiliki keahlian melakukan istinbath(mengambil hukum)
dan memahaminya.
7.
Mereka
adalah orang-orang yang tunduk dan khusyu’ dalam merealisasikan perintah-perintah
Allah Subhanahu wa Ta'ala
Contoh-contoh Ulama Rabbani
Pembahasan
ini bukan membatasi mereka akan tetapi sebagai permisalan hidup ulama walau mereka
telah menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka hidup dengan jasa-jasa mereka
terhadap Islam dan muslimin dan mereka hidup dengan karya-karya peninggalan
mereka.
1. Generasi shahabat yang langsung dipimpin oleh empat khalifah
Ar-Rasyidin: Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali.
2. Generasi tabiin dan di antara tokoh mereka adalah Sa’id bin
Al-Musayyib (meninggal setelah tahun 90 H), ‘Urwah bin Az-Zubair (meninggal
tahun 93 H), ‘Ali bin Husain Zainal Abidin (meninggal tahun 93 H), Muhammad bin
Al-Hanafiyyah (meninggal tahun 80 H), ‘Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bin
Mas’ud (meninggal tahun 94 H atau setelahnya), Salim bin Abdullah bin ‘Umar
(meninggal tahun 106 H), Al-Hasan Al-Basri (meninggal tahun 110 H), Muhammad
bin Sirin (meninggal tahun 110 H), ‘Umar bin Abdul ‘Aziz (meninggal tahun 101
H), dan Muhammad bin Syihab Az-Zuhri (meninggal tahun 125 H)
3. Generasi atba’ at-tabi’in dan di antara tokoh-tokohnya adalah
Al-Imam Malik (179 H), Al-Auza’i (107 H), Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri (161 H),
Sufyan bin ‘Uyainah (198 H), Ismail bin ‘Ulayyah (193 H), Al-Laits bin Sa’d
(175 H), dan Abu Hanifah An-Nu’man (150 H).
4. Generasi setelah mereka, di antara tokohnya adalah Abdullah bin
Al-Mubarak (181 H), Waki’ bin Jarrah (197 H), Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i
(203 H), Abdurrahman bin Mahdi (198 H), Yahya bin Sa’id Al-Qaththan (198 H),
‘Affan bin Muslim (219 H).
5. Murid-murid mereka, di antara tokohnya adalah Al-Imam Ahmad bin
Hanbal (241 H), Yahya bin Ma’in (233 H), ‘Ali bin Al-Madini (234 H).
6. Murid-murid mereka seperti Al-Imam Bukhari (256 H), Al-Imam Muslim
(261 H), Abu Hatim (277 H), Abu Zur’ah (264 H), Abu Dawud (275 H), At-Tirmidzi
(279 H), dan An-Nasai (303 H).
7. Generasi setelah mereka, di antaranya Ibnu Jarir (310 H), Ibnu
Khuzaimah (311 H), Ad-Daruquthni (385 H), Al-Khathib Al-Baghdadi (463 H), Ibnu
Abdil Bar An-Numairi (463 H).
8. Generasi setelah mereka, di antaranya adalah Abdul Ghani
Al-Maqdisi, Ibnu Qudamah (620 H), Ibnu Shalah (643 H), Ibnu Taimiyah (728 H),
Al-Mizzi (743 H), Adz-Dzahabi (748 H), Ibnu Katsir (774 H) berikut para ulama
yang semasa mereka atau murid-murid mereka yang mengikuti manhaj mereka dalam
berpegang dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sampai pada hari ini.
9. Contoh ulama di masa ini adalah Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin
Baz,Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-’Utsaimin, Asy-Syaikh Muhammad Aman Al-Jami, Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi
Al-Wadi’i, dan selain mereka dari ulama yang telah meninggal di masa kita.
Berikutnya Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan
bin Abdullah Al-Fauzan, Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali, Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz Alu
Syaikh, Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-’Abbad, Asy-Syaikh Al-Ghudayyan, Asy-Syaikh
Shalih Al-Luhaidan, Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, Asy-Syaikh Shalih
As-Suhaimi, Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri dan selain mereka yang mengikuti
langkah-langkah mereka di atas manhaj Salaf. (Makanatu Ahli Hadits karya
Asy-Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali dan Wujub Irtibath bi Ulama). Wallahu
a’lam.
_____________
Penyusun: Hermansyah
Suhaimi El-Kampary
Artikel: www. Salafiansyah.blogspot.co.id
Artikel: www. Salafiansyah.blogspot.co.id
Sumber:
Ciri-Ciri Ulama, Penulis: Al Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An Nawawi Syariah,
Kajian Utama, 05 - Februari - 2005, 03:02:29
Ikuti update artikel Salafiansyah.com di Fans Page Salafiansyah.Com, Facebook Hermansyah bin Suhaimi El-Kampary, Twitter @SalafiansyahCom, Instagram SalafiansyahCom, Channel Telegram
@Salafiansyahcom, @alQawarir
NOMOR WHATSAPP; + 6289518984747
[1]
Jami’ Bayan Ilmu wa Fadhlih, hal. 2/49
[2]
Kitabul Ilmi, Syaikh Utsaimin, hal. 147
[3]
Tadzkiratus Sami’, hal. 31
[4]
Wujubul Irtibath bi ‘Ulama, hal. 8
[5]
yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah
orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
[6]
Al-Khithabul Minbariyyah, 1/177

0 Response to "Mengenal Ulama Rabbani"
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif