Ketika Tempat Allah Dipertanyakan
Ketika Tempat
Allah Dipertanyakan
Dimakah Allah..?
Pertanyaan selalu menjadi kontroversi dikalangan umat Islam,. Nah, apada
kesempatan kali ini penulis ingin sedikit menjelaskan bagaimana menjawab
pertanyaan ini dengan jawaban yang benar dengan dalil al-Qur’an dan as-Sunnah
sesuai dengan pemahaman para Shalafus Shalih.
Dimana Allah?
Jika seseorang bertanya tentang keberadaan Allah, Dimanakah
Allah? Mungkin untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya ada 2 pendapat yang
sering kita dengar:
1.
Dimanakah
Allah? Ada yang menjawab Allah ada dimana-mana, Allah ada di dalam hati, Allah
tidak bertempat karena jika kita mengaitkan Allah ada pada suatu tempat bearti
kita menyamakan Allah dengan makhluk.
Sebagaimana hal ini disebutkan oleh ustadz AS dalam bukunya 37 masalah popular. In syaa Allah akan penulis jelaskan dalam
pembahasan selanjutnya.
2.
Dimanakah
Allah? Ada yang menjawab Allah diatas langit bersemayam di atas aras di langit
ke tujuh.
Pendapat inilah yang dipegang oleh para ulama diantaranya imam mazhab yang
empat dan ulama salafus Shalih.
Penjelasan
1. Salahkah mempertanyakan Dimana Allah?
Penulis jawab: mempertanyakan Allah dimana
atau dimana Allah tidaklah salah dan tidak pula bid’ah sebagaimana diklaim oleh
sebahagian orang bahwa mempertanyakan dimana Allah adalah suatu kekeliruan dan
sebuah kesalahan bahkan sebuah kesesatan. Oleh sebab itu penulis katan bahwa
pendapat ini tidaklah benar. Bahwa sanya penting bagi seseorang untuk
mempertanyakan dan mengetahui Allah dimana dan sifat-sifat serta nama-nama
Allah lainnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Shalih al-‘Utsaimin:
“seseorang tidak dapat beribadah kepada Allah
secara sempurna dan dengan keyakinan yang benar sebelum mengetahui nama dan sifat
Allah Ta’ala” (Muqoddimah
Qowa’idul Mutsla).
Bahkan pertanyaan ini keluar dari mulut
manusia termulia pemimpin para nabi yaitu Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa Sallam sbagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits,
Hadits Mu’awiyah bin Hakam, bahwa ia berniat membebaskan
seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menguji
budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah
Allah?”, maka ia menjawab: “ Di atas
langit”, beliau bertanya lagi: “Siapa aku?”, maka ia menjawab:
“Anda utusan Allah”. Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah
ia karena ia seorang yang beriman” (HR. Muslim).
2. Menjawab Subuhat
Kali ini penuli mencoba menjawab dan melurus
subhat yang ada dalam buku 37 Masalah Populer yang dituls oleh Ustadz AS dalam
buku tersebut dan dalam beberapa kajian beliau mengenai hal itu. Dalam bukunya
halaman 73 sampai dengan halaman 83, beliau memberikan penjalasan yang cukup
panjang dalam menjelaskan ayat-ayat mutasyabihat, termasuk beliau
menjelaskan mengenai keberadaan Allah di atas ’Arasy. Kesimpulan dari tulisan
beliau bahwa sanya kita tidak boleh memahami ayat tersebut secara tekstual,
jika kita memahami ayat الرَّحْمَنُ عَلَى
الْعَرْشِ اسْتَوَى secara
tekstual, maka kita akan menyamakan Allah seseorang manusia yang duduk di atas
kursi. Beliau mengingkari bersemayamnya Allah di atas ‘Arasy dengan men-takwil-kan
makna Arasy dengan berkuasa.
.
Penulis: Penulis katakana
bahwa sanya pendapat ini tidak benar, karena sesungguhnya pendapat demikian itu
di adopsi dari kelompok Mu’tazilah,
Jahmiyah dan Haruriyah.[1] Menjawab Pertanyaan Dimanakah
Allah?
Yang menjadi salah satu prinsip dan akidah ahus sunnah
wal-jama’ah adalah dalam menganggapi pertanyaan “Dimanakah Allah?” maka jawaban
yang benar adalah Allah bersemayam di atas Arsy,
dan Arsy berada di atas langit.
Berdasarkan dalil dari al-Qur’an, Sunnah
dan Pendapat para ulama
a. Dalil dari al-Qur’an
الرَّحْمَنُ
عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
Artinya:“Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana)
berada.”(QS. Thoha: 5)
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ
Artinya: “Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas Arasy” [Al A’raf/7 : 54]
Ayat yang semacam ini yeng jelaskan Allah
bersemayam di atas ‘Arasy terdapat 6 tempat dalam al-Qur’an.
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ﴿١٦﴾أَمْ
أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ۖ
فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِير
Artinya: “Apakah kamu merasa aman terhadap
Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu,
sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?, Atau apakah kamu merasa aman
terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu.
Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku”
[Al Mulk/:16-17]
Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang dengan jelas memuat
penegasan bahwa Allah ada di langit. Dia berada diatas.
b. Dalil dari as-Sunnah
1.
Hadits
Abu Hurairah rodiallahu’anhu,
ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah bersabda:
لَمَّا
قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ -فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ-
إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي
Artinya: “Ketika Allah menciptakan makhluk (maksudnya
menciptakan jenis makhluk), Dia menuliskan di kitab-Nya (Al-Lauh Al-Mahfuzh) –
dan kitab itu bersama-Nya di atas ‘Arsy (singgasana) – : “Sesungguhnya
rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim
2.
Hadist
dari Abu Hurairah bahwa sanya Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:
يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ، إِنَّ اللهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرَضِيْنَ وَمَا
بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ، ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Artinya:“Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya Allah
menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada diantara keduanya dalam enam
hari, kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).” (HR. An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra,
dishahihkan Al-Albani dalam Mukhtasharul ‘Uluw)
c. Dalil dari pendapat Ulama
1. Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqhul Akbar,
من
انكر ان الله تعالى في السماء فقد كفر
Artinya: “Barangsiapa yang mengingkari
keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.”[2]
2. Imam Malik bin Anas
Dari Abdullah bin Ahmad
bin Hambal ketika membantah paham Jahmiyah, ia mengatakan bahwa Imam Ahmad
mengatakan dari Syraih bin An Nu’man, dari Abdullah bin Nafi’, ia berkata bahwa
Imam Malik bin Anas mengatakan,
الله
في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء
Artinya: “Allah berada di atas langit.
Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari
ilmu-Nya.”[3]
3. Imam Asy-Syafi’i
Syaikhul Islam berkata bahwa telah mengabarkan
kepada kami Abu Ya’la Al Kholil bin Abdullah Al Hafizh, beliau berkata bahwa
telah memberitahukan kepada kami Abul Qosim bin ‘Alqomah Al Abhariy, beliau
berkata bahwa Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Roziyah telah memberitahukan pada
kami, dari Abu Syu’aib dan Abu Tsaur, dari Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy
Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’i), beliau berkata,
القول
في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت
عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول
الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله
تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
Artinya: “Perkataan dalam As Sunnah yang aku
dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh
Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad
adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah
berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu
Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala
turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah
menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.[4]
4. Imam Ahmad bin Hanbal
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy,
beliau berkata,
قيل
لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من
خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Artinya: “Imam Ahmad bin Hambal pernah
ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas
‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di
setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah
berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[5]
d.
Dalil Dari Logika/Akal
Bahkan tabi’at kita saat berdo’a kita melihat semua
kamum muslmin saat berdoa mereka mengangkat tangan mereka ke atas kearah
langit. Ini membuktikan bahwa Allah beristiwa’ di atas ‘Arasy-Nya yang berada
di atas langit. Kalau sekiranya Allah tidak berada di atas ‘Arasy-Nya, tentu
mereka tidak akan mengangkat tangan kea rah arasy sebagaimana mereka tidak akan
merendahkan tangan mereka mengarah ke bumi ketika berdoa.[6]
Al-Hamdulillah
selesai.. kita meminta dan memohon kepada Allah agar senanntiasa menambah ilmu
kita.
____________________________
Referensi
Lihat Itsbatu Shifatul ‘Uluw, Ibnu
Qudamah Al Maqdisi, hal. 116-117, Darus Salafiyah, Kuwait, cetakan pertama,
1406 H. Al ‘Uluw lil
‘Aliyyil Ghoffar, hal.
138.
Imam Abu Hasan Al-Asy’ary, al- Ibanah,
edisi terjemahan Abu Ihsan Al-Atsary, penerbit
At-Tibyan hal. 125
Penyusun: Hermansyah Bin Suhaimi el-Kampary | @hbs.elkampary
•┈┈┈┈•✿❁⚜❁✿•┈┈┈┈•
*Salafiansyah.Com *
Menebar Indahnya Cahaya Sunnah
══════ ❁✿❁ ══════
Menebar Indahnya Cahaya Sunnah
══════ ❁✿❁ ══════
Yuk!! JOIN and FOLLOW:
Web | www.salafiansyah.com
Telegram : bit.ly/salafiansyahcom
WhatsApp: bit.ly/2x4MPGa
Instagram : Instagram.com/hbs.elkampary
Twitter : twitter.com/hbs_elkampary
Facebook : facebook.com/salafiansyah.com
Web | www.salafiansyah.com
Telegram : bit.ly/salafiansyahcom
WhatsApp: bit.ly/2x4MPGa
Instagram : Instagram.com/hbs.elkampary
Twitter : twitter.com/hbs_elkampary
Facebook : facebook.com/salafiansyah.com

0 Response to "Ketika Tempat Allah Dipertanyakan"
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda yang Positif